Minggu, 23 Agustus 2015

Gagal Kuliah Lagi

Minggu, 23 Agustus 2015, dengan semangat aku dan Wiwin temanku berjalan dengan langkah pasti menuju jalan raya untuk menunggu bis. Minggu itu, aku dan dia berniat ikut mendaftar program beasiswa dari Universitas Peradab Bumiayu. Kami langsung mengikuti tes. Betapa senangnya ketika kami dinyatakan lulus dan diterima sebagai calon mahasiswa baru. Aku mengambil Ilmu Komunikasi dan Wiwin mengambil Agrobisnis.

Ketika sampai di rumah, kukatakan pada bapak ibu, dari raut wajah mereka, aku sedikit kecewa. Aku paham betul mereka sangat was was sekali ketika mendengar bahwa aku ingin sekali kuliah dan meninggalkan pekerjaan ini. Mereka bohong kalau mereka ingin aku kuliah, Yaaa Tuhan , aku tidak bermaksud dan tidak ingin marah kepada mereka. Tapi situasi kondisi ini menyebalkan. Betapa tidak kami menanggung beban yang sangat berat. Kami harus membayar 20 juta lebih untuk rumah yang kami tempati yang harus dibayarkan kepada saudara saudara dari bapak. Aku ingin meringankan beban mereka, tapi aku juga ingin kuliah, Aku sudah tidak betah disini aku sudah ingin cepat cepat resign. Aku ingin kerja yang dekat rumah saja. Aku ingin kuliah.......

Akhirnya kuputuskan, biarlah aku gagal lagi kuliah tahun ini..biarlah kehendak Tuhan nanti seperti apa..biarlah aku seperti ini saja...untuk meronta, mengeluh, menangis, berteriak..aku sudah tak mampu lagi...rasanya sakit, perih sesak..dada seperti di hantap kerasnya batu.

Aku hanya ingin kuliah, tapi bapak ibu mengkhawatirkan kondisi ekonomi keluarga kami. Aku paham betul, aku mengerti, apalagi dengan sikon pekerjaanku saat ini, dan aku mulai tidak betah....


Aku ingin sekolah lagi......
Aku ingin mereka tahu bahwa aku ini punya potensi
Aku ingin mereka bangga...
Aku ingin belajar lagi....
Aku ingin sekolah....






Ira dengan mata yang sembab menulis ini,





Rabu, 05 Agustus 2015

karangan aku

kini kau harus melupakan tindakan mereka yang menyakitimu
jadilah seperti air, yah kau tahu air di goyang goyangkan, di tusuk tusuk
tetaplah dia air.....


jangan pernah meremehkan mereka
walaupun pakaiannya kumel, pekerjaan mereka halal dan mulia
membersihkan lingkungan kita dari sampah....

tidak masalah cintamu ditolak, mungkin kau salah sasaran, ayo bidik lagi yang tepat

berhati hatilah dalam berteman, siapapun bisa jadi musuhmu

rasa cinta yang sewajarnya
rasa sedih yang sewajarnya....
Alloh yang pertama....

ketika sanubari seakan berteriak meminta tolong,
ingatlah Alloh, dan Dia akan menolongmu....

kemudian saya berpikir bahwa,
memang benar kehidupan itu berputar

kekecewaan adalah  tidak menerima kenyataan yang terjadi

kamu marah? silahkan, setelah itu cuci muka, sholat dan tidur

mengapa rindu dengan lancangnya datang menyelip
keseluruh rongga jiwa ini, butuh penawar yaitu kamu


kamu adalah pensil, butuh peraut agar bisa digunakan untuk menulis,
butuh belajar agar hidupmu tidak berantakan

tidak seperti aku yang merindukanmu
tidak seperti kamu yang merindukannya.....

kututup masa laluku dan kutulis saat ini untuk di renungkan
bukan untuk diratapi, atau disesali.....

sekarang tidak cinta, siapa tau besok cinta

sekarang cinta siapa tau besok benci...

aahh apa ini hanya sedang merangkai kata , walaupun tak seindah yang kau bayangkan...



Kamis, 6 Agustus 2015 @Ragil Irawati










untuk apa?

untuk apa di ingat ingat
jika itu hanya akan membuat hatimu tersayat sayat

untuk apa berlari menjauh
sejatinya dia tidak mengejarmu

untuk apa balas dendam
memanglah dia orang yang pendiam

untuk apa mendekat
dia saja menatap lekat lekat

untuk apa mengenangnya
jelas untuk merindukannya

untuk apa saling iri
dia saja memiliki....

untuk apa menunggu
yang ditunggu saja tidak jelas 

untuk apa, banyak sekali yang muncul dikepalaku...


Rabu, 5 Agustus 2015 -Ragil Irawati

Senin, 03 Agustus 2015

Aku dan Cita Cita

salahkan kalau aku bercita cita menjadi anggota TNI ?

salah, karena kamu seorang perempuan, itu terlalu tinggi

tidak, tidak ada yang salah semua orang wajib mempunyai cita cita setinggi apapun itu, tidak ada orang yang berhak melaranganya.

Aku, kamu, kalian dan ribuan selauruh umat manusia pasti menginginkan sesuatu. Mulai dari bekerja keras, berdoa, berusaha sebaik baiknya agar keinginan kita tercapai. Bagaimana jika sudah tercapai? apakah sudah puas ? sudah cukup?

aku menyadari bahwa, ukuran cukup setiap orang berbeda beda, disinilah kita di uji, kita bisa pandai pandai bersyukur atau tidak.

aku dengan segala ambisiku ingin menjadi melati pagar bangsa. Menjadi seorang anggota Bintara TNI AD, sayang sekali aku tidak masuk kriteria itu. Sekarang hanya bisa berusaha dan berdoa supaya bisa kuliah, dan bisa mendaftar Secapa, Loh kok Bintara saja ga bisa apalagi Secapa?? Lha ini perlu di garis bawahi, dari segi kriteria Tinggi badan untuk Bintara minimal untuk wanita 160cm, sedangkan Secapa 155 cm, berhubung saya pendek jadi saya ngga bisa masuk Binatara, peluang satu satunya yaaa Secapa tapi harus kuliah dulu. Ini rencana besar. Jika ini terealisasikan, ooh betapa bahagianya, betapa bangganya bisa menjadi bagian dari mereka.  Bukan hanya sekedar pangkat dan pakaian yang dikenakan tapi ini lebih ke kebanggaan tersendiri. Melihat Ayah Ibu bangga anaknya menjadi anggota TNI. Ya Tuhan berilah aku kekuatan, dan panjangkanlah umur Ayah Ibu saya, supaya mereka bisa tetap mendoakan dan mnsupport anak bungsunya ini. Menjadi TNI bukan soal untuk nampang atau sekedar bergaya dengan seragamnya yang membuatnya gagah, sekali lagi ini lebih kepada bakti kita terhadap negeri ini. Apa yang sudah kita lakukan untuk negeri ini ?

Teruntuk semua teman teman dimanapun kalian berada, semangat yaa mewujudkan cita cita kalian..semoga Tuhan selalu melindungi.
Untuk saat ini dan seterusnya, tetaplah melakukan yang tebaik untuk keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan duniaaaaa.



Ira yang sedang berjuang !