Senin, 02 Maret 2015

Sang Komandi Cinta (Part 7)

''BLAAAKKK''. Rio membanting pintu kamarnya sangat keras, tante dan Om nya pun tersentak kaget. ''Coba deh, kamu tengok Rio, kenapa dia''. perintah Om Heri. ''iya mas, aku liat dulu ya''. Tante Dewi beranjak dari ruang tengah dan menghampiri Rio di kamar, terlihat Rio duduk memeluk lututnya di lantai.''Rio, kamu kenapa, ga biasanya kamu begini, cerita dong''. bujuk tante dengan lembut. Rio tetap menunduk, menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya.
''ya udah kalau ga mau cerita, tapi kamu ganti baju ya, basah begini''. kata tante sambil mengusap kepala Rio. ''tante, menurut tante aku sebaiknya jadi apa nanti setelah lulus?''. ''mmmm ya kamu penginnya apa?''.
''Alra pengin jadi taruni Akmil tan, sementara aku penginnya jadi Programmer, ayahnya Alra penginnya Alra sama prajurit juga''. jawab Rio lemas
''hahaha, jadi ini yang buat kamu down begini, heiiiii ganteng, gini deh, suatu profesi apapun itu yang penting halal, tidak melanggar agama dan hukum di negara kita yaa tante pikir fine fine aja, programer malah bagus , banyak duitnya hehehe''. jelas tante dewi.
''Iya tan, tapi bayangin aja Alra nanti jadi prajurit aku jadi programer, coba dia tugas di luar daerah sementara aku di rumah, jadi bapak rumah tangga gitu? OGAH !
''hahhaahha kamu kok mikirnya sampai kesitu si, gini lho Yo, semua orang pnya impian, dan impian itu perlu di realisasikan toh, yaa tinggal kalian aja gimana nantinya kalau ternyata kalian berjodoh''.
''hhmmm, tapi aku kaya ga terima , ayah Alra selalu membangga banggakan prajurit, mana enak, hidup di hutan, gaji di atur negara, waktu, semuaa udah di atur''. keluh Rio
'' tapi kebanggaan mereka tersendiri, putra terbaik pilihan ibu pertiwi, bangga menjadi anggota untuk keamanan negara ini''. tambah tante

Rio tampak mengerti, sesaaat dia berpikir lagi. Dia lalu beranjak berdiri menuju kamar mandi, tantenya hanya tersenyum.
''Halo'' suara di seberang sana
''Halo Yah, Yah besok sabtu Rio ke Bogor ya Yah?''
''hmm, ya tinggal datang saja kesini, bawa mobil saja ''.
''siap yah''.

Sabtu ini Rio memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya di Bogor dimana sedang bertigas sekarang ini. Setelah pulang sekolah Rio tanpa pamit kepada teman temannya langsung pulang dan bergegas pergi ke bogor. Selain rindu dengan orang tuanya, Rio juga meninta doa restu untuk UN yang sebentar lagi di lakasanakan. Tante Dewi membelikan oleh oleh untuk kakaknya.Setelah semua beres Rio langsung tancap gas ke Bogor

Setelah menempuh perjalanan cukup melelahkan, Rio langsung menemui Ayahnya. Dengan seragam lengkap, Ayah Rio tersenyum, memeluk Rio. Begitupun sebaliknya.
''Hai, jagoankuu gimana sehat?''
''Sehat pak, bapa sehat? wahh makin gede aja nih perut''. ucap Rio sambil mengusap usap perut ayahnya yang lumayan buncit.
''kamu ini, sembarangan aja,'' Ayah Rio menjitak kepala Rio
''bercanda yaaah heheheh, oh ya ibu mana yah?
''ibumu sedang arisan dengan ibu ibu persit''.
''oohh ya ya, nih yah Rio bawa banyak makaanan hehehe''.
''yuukk masuukk''.Ayah Rio merangkul anak semata wayangnya itu. Dan masuk ke Asramanya.
tak berapa lama kemudian mamanya Rio datang. ''Riooo , kapan datang, ibu kangennn''. mama Rio langsung memeluk anaknya itu. ''Baru aja bu, hehe ibu sehat waahh semakin gemuk yaaa?'' . ''Iya nih, baju pada nda muat semua Yo''.
''hahhahaah''. Mereka bertiga larut dalam obrolan, Rio menceritakan sekolahnya, teman temannya dan juga Alra.
''Alra, itu kan sama kaya kamu Yo, lingkupnya militer, bapaknya militer, kakak kakaknya juga toh?''
''he'eh''. Rio menganggukan kepalanya.
''Rio, ibu hanya bisa kasih masukan saja, menjadi anggota apalagi tentara itu tidak mudah, mental baja dan fisik benar benar harus matang, kalo memang Rio berkenan Rio latian lagi kaya dulu, tapi kalo memang ga mau ya gapapa, terserah kamu nak''. nasehat ibu penuh dengan kasih sayang.
''Bapak, ingin kamu menjadi laki laki yang berkualitas yo, yang ga neko neko, apapun profesi yang kamu pilih nanti yaa kami sebagai orang tua mendukung''. sambung Ayah Rio.
''siapapun nanti wanita yang akan  mendampingimu , harus terima kamu dan keluargamu, bagaimanapun kondisi mu, apapun pekerjaanmu, pokoknya, wanita yang juga ga neko neko yo''. imbuh mama Rio lagi.
''Siap pak, Bu, Rio akan ingat betul pesan bapak dan ibu, doakan Rio ya Bu, ''.
''pasti nak''.

Rio menyempatkan untuk keliling asrama, tanpa sengaja dia melihat seorang perwira muda yang sedang memebrsihkan sepatu pdh di teras asrama.
''Sore bang''. sapa Rio, sambil mendekati perwira itu
''Sore, kamu siapa dan darimana?
''saya Rio anaknya pak Wijaya bang, hehehe''.
''ooh yang masih SMA itu yaa''.
''siap, betul bang''.
''Saya Bima, ''. ucap Bima sambil mengulurkan tangannya yang disambut Rio dengan semangat.
''bang Bima sudah lama disini ya?''
''lumayan, hampir satu Tahun, sejak lulus ''.
''Akmil ya bang?
''kok tau? tanya bIma Heran
''hehe, bang Bima masih muda Tapi sudah jadi Lettu, ''.
Bima tersenyum , dia melirik ke kerah bajunya, garis dua, dia masih memakai seragamnya.
''iya abang dulu di akmil, ''.
''hebat ya bang, gimana rasanya?'' tanya Rio penasaran
''hmm, awal awal jadi taruna tentunya kaget, sedih, cape, ga betah, tapi kalau ingat perjuangan dari seleksi sampai masuk lembah Tidar, perasaan perasaan seperti itu ilang, pokoknya bangga, di pilih oleh negara''.
''gituu ya bang, seneng ga bang waktu pendidikan?''
''ada senengnya ada ngganya, senengnya kita jadi disiplin jelas dong ya, bisa ketemu teman teman dari seluruh nusantara, dan lebih senengnya lagi menjadi kebanggaan keluarga, dan diri sendiri mnjadi TNI, kalo susahnya si mungkin jauh dari keluarga dan orang2 yang kita sayang, itu ajaa''.
''oohh hehehe, cita cita dari kecil?''
''iya, dari kecil, kebetulan ayah TNI juga, dari situ abang liat , tentara profesi yang sangat mulia, bayangin aja negara aja di jaga apa lagi keluarganya , iya ngga? hahhhaa''.
''hahaahha ya betul betul ''. Mereka langsung akrab seperti kakak adek.

****
'Hai tan, Rio nya ada tante? tanya Dirga dengan gaya cueknya.
''Lho, Rio ga ngasih tau kalian, dia lagi ke Bogor, kangen sama bapak ibunya''.
''ooh gitu tan, heheh ya udah deh saya langsung balik aja tan, makasih tan, daah tante''.
''lho ga masuk dulu Dir?''kata tante dewi setengah teriak
''yaa tente besok besok lagi''. jawab Dirga sambil membuka pintu mobilnya. Tante Dewi memandangnya heran dan masuk ke dalam rumah lagi.

''halo, heh tega lu, pergi ga ngajak ngajak, bilang kek, apa kek ''. omel Dirga di telepon
''mm ini Dirga ya, maaf nak Dirga, Rio nya lagi di luar''. jawab orang di sebrang sana
''hah, aduuh maaf maaf ini siapa ya, saya pikir Rio''. jawan Dirga kaget dan ngga enak tadi udah ngomel ngomel
''ini Mamanya Rio hehhe, gapapa, emang Rio ga bilang ya?''
''ooh tante apa kabar, iya tante, ga bilang makanya saya nyariin heheh''.
''iya baik kok, semoga nak Dirga juga begitu hehe, mau bngomong sama Rio sekarang?''
''ooh nanti aja deh tan saya telpon lagi,hhee maaf yaa tantee sekali lagi''.
''iyaa gapapa''.

*****

Alra mematung sendirian di teras rumahnya, malam ini langit bertaburan bintang. Dia melamun seorang diri, dia takut Rio tidak datang lagi kerumahnya.Dia tertunduk lesu, sejak kemarin siang sampai malam ini dia tidak melihat Rio. teman temannya pun tidak tau dimana Rio.Tiba tiba ponsel Alra berhetar ada bbm masuk dari Rio

sedang apa?

Wajah Alra berubah menjadi ceria, dia sangat senang, langsung saja dia membalasnya dengan cepat

sdg mikirin kamu, kamu ada dmn? 

tak berapa lama kemudian, ada balasan lagi

di depan kamu. Sontak saja bbm itu mngejutkan Alra, benar saja Rio sudah ada di depannya.
''Riooo .'' Alra langsung memeluk Rio, sampai Rio tersentak mundur beberapa langkah.
''kamu kemana aja, aku nyariin tauu'', ucap Alra yang masih menyembunyikan wajahnya di leher Rio.
''ooh nyariin toh? kirain lupa''. jawab Rio cuek
''Rio, maafin aku, aku ga akan maksa kamu kok untuk jadi apa yang aku pengin ataupun orang tua aku pengin juga, terserah kamu aja''. kata Alra panjang lebar
''hmm udah lah ga usah di bahas, yang penting kita jalanin aja ya, kamu mau kan?''
Alra tersenyum bukannya menjawab, dia malah memeluk Rio.
''Ya ampun segitu kangennya yaa sama gueee hmm?''
''iyaaa lhaaa tega kamu ga ngabarin''.
Mereka berpelukan cukup lama, Rio menepuk nepuk punggung Alra. Dia menyadari ada yang berbeda dengan Alra. Badannya hangat. ''kamu demam?'' tanya Rio khawatir
''heheh demam cintaa hehehehe''. jawab Alra cengengesan
''huuu dasar, udah di obatin belum''.?
''udah , nih obatnya di depan aku, di jamin langsung sembuh''.
''hahahaah Alraaa Alraaa dasaaaarrr''.
Akhirnya perseteruan mereka tidak berlangsung lama. Alra sempat bilang ke ayahnya apa yang dikatakan Rio, dan Ayahnya menyadari itu, Kini orang tua Alra menyerahkan semua ke mereka berdua, asal tidak menyimpang dari aturan yang ada.







0 komentar:

Posting Komentar