Jumat, 27 Februari 2015

Sang Komado Cinta (part 6)

''Saya mau ambil Teknik Informatika om, saya suka komputer soalnya?'' jawab Rio semangat
''ooh, ga pengin jadi anggota?''tnya Ayah lagi
''wah belum kepikiran om hehehe''.

Mereka cukup akrab, kemudian Ayah dan mama meninggalkan mereka berdua.

"Kak, elo mau jadi ahli komputer? celetuk Alra
''iyaa kenapaa?
''oohh gapapa sii, ya ya ya''.
''Bapak, sam Ibu si nyuruh aku masuk Akmil, tapi aku belum siapa deh''.
''kenapa, fisik oke , otak juga yaaa lumaya''.
''hmmm, gue ga yakin kita bisa LDR''.
''Ya ampuuunnn , gitu aja masih dipikirin, heran deh''. keluh Alra
''Ya ;liat nanti deh''.
''eeh dah sore nih, pulang sana, kasian tante Dewi sama Om heri
''oohh elo ngusir nih, gimana si , kalo disini di usir mulu, heran deh''. Gantian Rio yang keheranan
'' hahahahah, ya habis gue cape gue mau istirahat, ngertiin gue dong yaa''.
''iyeeee iyeeee gue balik nih ckckck''. Rio beranjak berdiri.

Rio pamit pulang, Alra,Ayah dan Mama  mengantarkan Rio sampai ke pagar rumah. Alra memandanginya sampai Rio hilang di tikungan sana.

''Alra, apa kalian pacaran?''tanya Ayah Alra dengan penuh pengertian
''Alra? Rio?''. jawab Alra sok polos
''Ya iyalah, memang yang deket denganmu siapa lagi ndo?'' tambah mama
''Kak Rio kan pacar Alra dari waktu kita di asrama yah hehe''.
''APAAAA eedaaaann , kamu ini lho, dulu kalian pacaran? iya? Duh gusti nyuwun pangapunten''. kata Ayah sambil ngelus dada. Sementara mama hanya tersenyum geli
''kenapa si  yah? kaget gitu, gak boleh? Rio baik kok, anaknya Om Wijaya''.jelas Alra
''Alra, Ayah pikir kamu sudah dewasa, Ayah tidak melarang kamu dekat dg siapapun, Ayah senang kalau kalian dekat, hanya saja, Ayah berharap kamu mendapatkan laki laki  yang bisa menjagamu luar dan dalam''.
''maksud ayah gimana si , Alra ga mudeng?
''intinya Ayah mu ini pengin kamu dapat laki laki yang sama profesinya dengan ayahmuu lho''.mama Alra mencoba membantu menjelaskan.
''OOhh, gitu. ya liat aja nanti gimana''.

*****

"GIT, SEl ! gue liat pr nya dong, gue lupaaaa''. Seru Alra yang mengaketkan keduanya.
''gila yah pagi pagi udah ngagetin org aja''. balas Gita
''tau nih, bikin spot jantung tau ! imbuh Seli
''maapp deh, mana siini gue liat Pr kalian, gue lupa ga ngerjain''.
''hmm kapan elo ngerjain, tiap ada Pr kesenian lu ga pernah ngerjain tuh''. ledek Gita
''iyeee, gue males, mana mana?''
'' Nih, awas ya kalo nnti siang ga di traktirr, besok besok ga akan gue kasih !'' tegas Seli
''iyee iyeee thankyuuu yeee hehehehe''.
" huuuu dasarrr''.

Semenjak perkatakan Ayahnya, Alra jadi bimbang,sebenarnya dalam hatinya dia juga menginginkan hal yang sama, mempunyai pendamping yang masa tuanya jelas terjamin, di pilih oleh laki laki pilihan ibu pertiwi , namun rasa sayangnya terhadap Rio tidak mungkin berhenti, tidak mudah hilang hanya karena karir di kemudian hari. Sejenak dia bimbang, ragu, tampak sangat jelas di benak Ayahnya bahwa , kalau bisa malah Alra ikut sekalian menjadi taruni.

"ga bisa yo, besok pagi aku mau jogging di kantor Ayah, ?'' kata Alra lemas
''kenapa si akhir akhir ini kita jarang jalan bareng lagi? kamu seperti menghindar Al''. tegas Rio
''kok menghindar sii? bukan itu aku cuma mau binsik aja''.
''binsik? buat apa? emangnya kamu mau jadi prajurit?
''Iya ! aku mau prepare lagi, aku mau masuk Akmil besok kalo udah lulus''. jelas Alra dengan tegas
''hahahaahah, kamu bisa apa Al? dulu aja di kepung cowo cowo kamu ketakutan, nagis lagi''. Rio berusaha menyembunyikan rasa kagetnya .
''kamu pikir aku masih seperti yang dulu lemah, terus takut kalo di jahatin? No, Alra yang sekarang ini kuat, kamu salah kalo berpikiran seperti itu ! kata Alra sedikit emosi, karena tak terima dengan kata kata Rio
''oh yaa? Buktikan kalo kamu jagoan, kalo kamu kuat !
''okeee, gue buktiin, udah gue cape, Bye! tut tut tut telepon terputus. Alra langsung mematikan ponselnya. Matanya terpejam sesaat, hatinya sedikit sesak . Begitupun dengan Rio, yang tidak menyangka, dia tau Alra seperti apa dan memang mungkin tidak mungkin, kalau Alra bisa berubah, setelah mereka lama tak bertemu.

''Alra sekarang berubah''. ucap rio di depan sahabatnya
''Macam mana pula, bisa berubah , seperti bunglon kah? hahaha''. celetuk Ucok
''maksud lo gimana yo?''
''iya Dir, gue tau dulu Alra emang anaknya pemberani, tapi kalo sama cowo dia agak jinak, tadi malem aja gue berantem''. keluh rio tertunduk lesu
''masalahnya apa? tanya Guntur penasaran
''lo tau akhir akhir ini dia seperti menghindar dari gue, kemarin gue mau ajak  jalan, dia bilang mau berenang, mau prepare buat jadi Taruni Akmil, huffttt''.
''waoowww keren tuh anak, gileee serius tuh?'' Dirga tampak terkagum kagum. Sementara Rio dengan muka betenya membuang muka ke arah bawah, ''tuh anaknya ''. tunjuk Rio ke arah lapangan dimana Alra dan ketiga teman temannya sedang foto selfie. Stelah bel pulang berbunyi, Alra menghampiri Rio di depan kelasnya.

''Kak Rio, gue mau ngomong''. Ucap Alra dengan tenang
''oke silahkan, '' jawab Rio males
''ngga disini lah, banyak orang''.
''kemaren aja gue ngajak lo, tapi elonya sok jual mahal gak mau, sekarang  lo mau kita jalan, plin banget lo jadi cewe, serasa paling cantik yah, paling ngehitz gituu di sekolah ini, trus gue harus nurut? iya?''.
PLAAAKKKKK , tangan Alra menampar pipi rio. Rio memegang pipinya, dia cukup tenang. Teman temannya, mencoba menenangkan suasana. ''Udah Al, jangan tampar tampar an disni malu, yuuk cari tempat lain''. Ajak Dirga
''Gak, ga perlu, gue yang bakal pergi, !'' emosi Alra kian memuncak
''ra, kita bisa bicara baik baik kok, sbenernya ada apa dengan kalian si, ga usah kaya anak kecil begini lah''. nasihat Guntur
''Kak Guntur, bilang sama temen kakak ini, jangan pernah nyariin Aku lagi ! Alra langsung melangkahkan kakinya ke arah pintu gerbang.
''Dasaaaarrrrr ceweeeee aneeehh huuuuuuuuhhh''. teriak Rio dengan emosi.
''sabarr brooo, mungkin dia sedang PMS, tau sendiri lah wanitaa''.
''hmm''. Rio menarik nafasnya dalam dalam.

****

Sore ini Rio menemani Tantenya belanja di supermarket, sementara tantenya berburu keperluan sehari hari, Rio sibuk melihat baju. Tak disangka Rio melihat kedua orang tuanya Alra. Sebelum dia menghampiri, dia sempat mendengarkan obrolan mama dan Ayahnya Alra.
''Ayah ga melarang Alra mah, hanya saja, Ayah kepengin ada sosok yang gagah berani, sehat jasmani dan rohani bisa menjaga Alra, ya Ayah si berharapnya dia seorang prajurit'',
''iya yah, mama sependapat, cuma kan karir jodoh itu ada yang mengatur, tinggal kita yang berusaha''.
''Apa Alra nanti kita kenalin dengan anaknya pak Husen, kemarin dia baru masuk Akmil lho''.
''Duh, yah nanti aja lah, biar Alra lulus dulu''.
''heheheh, ya udah yuk kesana''. Tak lama obrolan itu pun berakhir, ayah dan mama Alra meninggalkan tempat itu. Rio agak tidak percaya, dia bisa menyimpulkan , inilah yang menjadi alasan Alra menghindar darinya, untuk bisa melepasnya dengan perlahan. Dunia militer mungkin tidak asing untuk Rio, tapi dia sama sekali tidak teratrik. Dia tau sebagai tentara, dia akan jauh dengan orang2 uyang dia sayangi, dia melihat ibunya sering di tinggal tugas. sendirian bersamanya. 

Gue tunggu di taman biasa, skrg
from: Rio

''Aiiiisssshh apa apaan nih cwo main nyuruh aja, emang dia pikir siapa? gumam Alra

Rio tampak gelisah di taman, tidak sabar menunggu Alra. kesabarannya habis, yang di tunggu tak juga datang, Akhirnya dia memutuskan untuk mendatangi rumah Alra. Malang benar nasib Rio, di tengah perjalanan hujan turun. Dia tetap menerobos hujan. Alhasil sampai di rumah Alra dia basah kuyup.

Tok Tookkk Tokkk. Alra membukakan pintu, dia terkejut Rio basah kuyup di depannya.
''Rio? kok basah kuyup. Pertanyaan konyol keluar begitu saja dari mulut Alra.Rio menaikan Alisnya. ''Ga liat ? tuh? wajah Rio memberi isyarat supaya Alra melihat bahwa di luar hujan.
''ooh hujan ya ya terus ngapain kesini?''
''Sms ku ga masuk kah? atau pura pura ga tau? atau sengaja ga mau datang ?''
''aah gue masuk aah, males tau berantem mulu''. Alra bergegas meutup pintunya, dengan cepat Rio menahannya.''heyy aku belum selesai ngomong?'' .
''ya udah cepet, mama sama Ayah lagi keluar, udah disitu aja , Apa?'' Alra melipat tanganya di dadanya.
''Aku tau, kenapa kamu jadi sering marah marah ga jelas dan mulai menghindar, ayah kamu kan, beliau kurang sreg dengan masa depan anaknya nanti kalau dpat pasangan bukan dari militer, ?. Deg ! bukan begituuuuu , alra teriak dalm hatinya.
''aku kasih tau ya Ra, kebahagiaan itu tidak di ukur dari materi dan pangkat, tapi hati kita, kitaa yang buat bahagian itu sendiri ! kalau kamu sayang dan mau berjuang bersama sama, aku sangat menghargai itu, tapi kalo ngga ya udah, mending sampai disini''.
Alra tercengang, dia tidak bisa bicara apa apa, sampai Rio kembali mengendarai motornya dan hilang dari kejauhan.
Tes tes Air mata Alra jatuh perlahan, bukan seperti ini yang dia inginkan, dia hanya ingin melihat orang yang di sayanginya bisa menjadi seorang militer, taruna yang gagah berani. Begitupun dengan dirinya, dia ingin menjadi Taruni seperti kakak kakanya.

******







0 komentar:

Posting Komentar